I don't know if anyone even read my blog...
I guess there are none...
Well, I'll just consider this talking to myself then *yeah*
About 30 days challenge... i guess I'll have to push it way back. Hopefully *pretty please* it'll happen around November, around with the second round with NaNoWriMo. Because of "things" that happened on my real life, I've been trying to stay away from internet life as much as i could. But, I guess I need to comeback here pretty soon, hopefully all mind-set, not only for fun, but for "mature" stuff. Hopefully. Considering that I want to be a writer very much, I need to train myself hard. And also hopefully, I can find myself a community in which my writing can be read by other and be appreciated.
Next!
Blogroll
Blog List
About
Jika kau merasa pernah mendengar kata-kataku entah dimana. Mungkin karena kau temanku dan pernah kita berbagi kata-kata tersebut disela-sela tawa kita. Tak kusangkal pula banyak sekali hal yang akan menginspirasi untaian kata yang terdengar rumit ini. Silahkan menikmati, bukan makanan memang, dan tidak membuat kenyang sama sekali. Tapi, kuharap cukup penuh cinta.
Saturday, August 8, 2015
Monday, July 13, 2015
30 Days Writing Challenge
So I've decided. Holiday is still long and i need to be productive, whatever-kind-of-productive it is. The biggest challenge is that I easily become bored, so, I wish to discipline myself in hope to reach my goal as a writer! Wish all the best for me! And yes! I decided to do a 30 Days Writing Challenge! Here are the prompts credit to http://mycreativewritingchallenge.tumblr.com/
30 Day Creative Writing Challenge
Here’s all of the days of the challenge:
Day 1: Re-write a classic fairy tale
Day 2: Write a fanfiction
Day 3: A story that takes place pre-1950
Day 4: A poem using the words: blue, mistrust, half, twang
Day 5: A story revolving around an object in your room
Day 6: Start your story with: “He glanced at his watch impatiently…”
Day 7: Create a superhero. Have he/she save the day.
Day 8: Write a prequel to that Superhero. Pre-Superhero life. Maybe their childhood.
Day 9: A story in 250 words or less about your favorite city
Day 10: Start story with: “She touched the little box in her pocket and smiled…”
Day 11: A story where the characters go without power for a day.
Day 12: Find 10 random words and create your own definitions.
Day 13: Begin with “I thought I saw…”
Day 14: randomly find someone in your yearbook. Create a story about their life today.
Day 15: Write about a stranger you see. Either their back-story or what they are thinking in the moment you see them.
Day 16: Go to iTunes, put your music on random. Write a story about the first song that comes up. (250 words or less)
Day 17: Use time travel in a story
Day 18: A story set in a ghost town.
Day 19: Write an obituary for a historical figure
Day 20: Use these words in a story: grandfather, photo album, post office, and folder
Day 21: He or she sees their crush in a library. describe the incident.
Day 22: Write a story based on a dream you had
Day 23: Describe/fictionalize a childhood memory
Day 24: Write a story that takes place 100 years in the future
Day 25: Write a story about a mythical creature.
Day 26: Write about the 30th picture on your phone or computer. Write about the story behind it, or make up the story behind it.
Day 27: Story taking place during a sporting event (any sport)
Day 28: Story on a ship. Past, present, or future.
Day 29: Story about space
Day 30: Story or poem about ice
Also, to challenge myself even furthermore, I'll use name generator for the character from this website: http://fantasynamegenerators.com/
I hope i can finish this challenge nicely!
Also, to challenge myself even furthermore, I'll use name generator for the character from this website: http://fantasynamegenerators.com/
I hope i can finish this challenge nicely!
Sunday, June 7, 2015
[BOHONG]
Kalau kau bahagia,
Lantas, kenapa dada ini begitu sesak?
Kepala ini begitu penat?
Dan tenggorokan ini begitu tercekat?
Di bagian mana kau berbohong lagi,
Soal definisi bahagia?
Lantas, kenapa dada ini begitu sesak?
Kepala ini begitu penat?
Dan tenggorokan ini begitu tercekat?
Di bagian mana kau berbohong lagi,
Soal definisi bahagia?
Selamat Ulang Tahun
Selamat Ulang Tahun, Penyendiri
Walaupun telat, ku harap kau menyukai hadiahku
Karena hadiahku adalah:
Secarik puisi
Di mana kau tidak lagi hidup sendiri
Di tempat kau disayangi dan diapresiasi
Hiduplah yang lama dan bahagia
Lalu sadarlah
Kau disayangi
Lalu suatu hari
Kau akan berhenti hidup sendiri
Dalam Kesenderian yang Terlalu Sendiri
Walaupun telat, ku harap kau menyukai hadiahku
Karena hadiahku adalah:
Secarik puisi
Di mana kau tidak lagi hidup sendiri
Di tempat kau disayangi dan diapresiasi
Hiduplah yang lama dan bahagia
Lalu sadarlah
Kau disayangi
Lalu suatu hari
Kau akan berhenti hidup sendiri
Dalam Kesenderian yang Terlalu Sendiri
Dewa Palsu II
Ia adalah dewa palsu
Dan bersamaan dengan terungkap kepalsuannya
Matilah semua pemuja setianya
Di belakangnya bersorak para pengkhianat
Kufur yang membangkitkan dewa palsu
Pemuja sesungguhnya dari dewa yang tak sesungguhnya
Kufur peracau yang atheis
Ironi bahwa merekalah yang membangunkan dewa palsu
Pemuja begitu setia, kini mereka hanyalah onggokan
Dari apa yang tersisa ketika sang dewa menangkap doa mereka
Akankah dewa duduk terpaku menyesali hilangnya para pemuja?
Menyesali bahwa ia sempat mengaku dewa?
Menyesali bahwa ia sempat membiarkan dirinya dicintai semua?
Yang ku tahu, aku masih jatuh cinta pada sang dewa.
Karena, walaupun ia dewa palsu, ia melakukan tugasnya dengan baik.
Buktinya, tidak ada yang curiga bahwa ia palsu.
Bersamaan dengan pemuja lain, kami hanya bisa merutuki diri
Karena masih sama-sama mencinta kepada dewa palsu
Dan bersamaan dengan terungkap kepalsuannya
Matilah semua pemuja setianya
Di belakangnya bersorak para pengkhianat
Kufur yang membangkitkan dewa palsu
Pemuja sesungguhnya dari dewa yang tak sesungguhnya
Kufur peracau yang atheis
Ironi bahwa merekalah yang membangunkan dewa palsu
Pemuja begitu setia, kini mereka hanyalah onggokan
Dari apa yang tersisa ketika sang dewa menangkap doa mereka
Akankah dewa duduk terpaku menyesali hilangnya para pemuja?
Menyesali bahwa ia sempat mengaku dewa?
Menyesali bahwa ia sempat membiarkan dirinya dicintai semua?
Yang ku tahu, aku masih jatuh cinta pada sang dewa.
Karena, walaupun ia dewa palsu, ia melakukan tugasnya dengan baik.
Buktinya, tidak ada yang curiga bahwa ia palsu.
Bersamaan dengan pemuja lain, kami hanya bisa merutuki diri
Karena masih sama-sama mencinta kepada dewa palsu
[MATI RASA]
Gadis itu mati karena tak bisa lagi mengartikan rasanya
Ia hidup dalam pikiran, bahwa semua tak sia-sia
Memang betul, ia bahagia. Setidaknya begitulah ia kira.
Maka seakan suntikan narkoba, di otaknya terpatri:
Bahwa ia bahagia,
Fakta selain itu hanyalah godaan setan.
Kalau begitu, mengapa ia menghabiskan harinya menangis?
Merintih, meratap, berteriak kepada dinding yang bahkan malas membalas?
Mengapa ia menengadah ke langit-langit sambil memohon:
Agar dirinya lebih bahagia dari sekarang?
Lalu gadis itu mati rasa, begitu saja!
Karena sampai sekarang tidak ada yang mengerti,
Bahwa sedihnya sudah ia pendam bertahun-tahun
Bahwa ia berpikir dirinya lebih bahagia dari yang ia kira
Bahwa tangis dan keluh kesahnya adalah nyata
Yang sebelumnya ia sembunyikan dibalik tawanya
Gadis itu mati rasa dan bersamanya mati pula jiwanya
Kepada langit dan bumi yang berada di antaranya gadis itu jatuh
Dan luruh dalam dekapan sang bumi
Yang menerima kesedihannya dan menguburkannya dalam-dalam
Tanpa pernah rasa itu beristirahat dalam tenang.
Ia hidup dalam pikiran, bahwa semua tak sia-sia
Memang betul, ia bahagia. Setidaknya begitulah ia kira.
Maka seakan suntikan narkoba, di otaknya terpatri:
Bahwa ia bahagia,
Fakta selain itu hanyalah godaan setan.
Kalau begitu, mengapa ia menghabiskan harinya menangis?
Merintih, meratap, berteriak kepada dinding yang bahkan malas membalas?
Mengapa ia menengadah ke langit-langit sambil memohon:
Agar dirinya lebih bahagia dari sekarang?
Lalu gadis itu mati rasa, begitu saja!
Karena sampai sekarang tidak ada yang mengerti,
Bahwa sedihnya sudah ia pendam bertahun-tahun
Bahwa ia berpikir dirinya lebih bahagia dari yang ia kira
Bahwa tangis dan keluh kesahnya adalah nyata
Yang sebelumnya ia sembunyikan dibalik tawanya
Gadis itu mati rasa dan bersamanya mati pula jiwanya
Kepada langit dan bumi yang berada di antaranya gadis itu jatuh
Dan luruh dalam dekapan sang bumi
Yang menerima kesedihannya dan menguburkannya dalam-dalam
Tanpa pernah rasa itu beristirahat dalam tenang.
Thursday, June 4, 2015
Selamat Datang
Selamat datang di kampungku!
Di sini kami menyeduh cinta, tawa, dan bahagia.
Campurannya mudah saja,
tinggal petik tiga daun di pucuk tertinggi pohon itu
Lalu dimana pohon itu berada?
Pohon itu dekat saja,
kau bisa melihatnya dari rumahku, sini! Kemari!
Kau lihat pohon rimbun itu?
Ya! Di bagian paling tinggi dari gunung itu!
Tiga daun di pucuk tertinggi pohon itu lah
yang melahirkan cinta, tawa, dan bahagia.
Bagaimana caranya kesana katamu?
Kau hanya perlu berjalan kaki, kok.
Toh, gunung itu sudah terlihat dari sini,
begitu pula pohonnya.
Apa? Jauh katamu? Tidak, kok!
Memangnya kau sudah pernah mencoba pergi kesana?
Kalau belum, lantas, tidak ada hakmu
untuk mengatakan gunung itu jauh bukan?
Kalau jauh, ia tidak akan terlihat dari sini, sayangku.
Maka cobalah, mungkin jika berlari akan lebih cepat,
Karena hanya di kampungku
dan hanya pohon itu yang bisa menyeduh
Cinta, tawa, dan bahagia.
Kalau sudah mendapatkannya, seduhlah,
lalu bawalah kembali ke kampung ini.
Bagilah dengan semua orang, semua harus dapat!
Tidak mungkin katamu? Sudahkah kau mencoba? Belum, kan?
Tidak ada yang tahu apa hasil dari perjuanganmu, kecuali Tuhan
Dan kau maupun orang lain tidak akan pernah tahu hasilnya
tanpa pernah mencoba.
Jadi, cobalah!
Kapan lagi kau bisa menyeduh cinta, tawa, dan bahagia?
Semuanya hanya karena
tiga daun di pucuk tertinggi pohon itu!
Semoga, kau tidak menyerah ditengah jalan
atau kembali tanpa tiga daun di pucuk tertinggi pohon itu.
Tuhan bersamamu selalu, sayangku!
Di sini kami menyeduh cinta, tawa, dan bahagia.
Campurannya mudah saja,
tinggal petik tiga daun di pucuk tertinggi pohon itu
Lalu dimana pohon itu berada?
Pohon itu dekat saja,
kau bisa melihatnya dari rumahku, sini! Kemari!
Kau lihat pohon rimbun itu?
Ya! Di bagian paling tinggi dari gunung itu!
Tiga daun di pucuk tertinggi pohon itu lah
yang melahirkan cinta, tawa, dan bahagia.
Bagaimana caranya kesana katamu?
Kau hanya perlu berjalan kaki, kok.
Toh, gunung itu sudah terlihat dari sini,
begitu pula pohonnya.
Apa? Jauh katamu? Tidak, kok!
Memangnya kau sudah pernah mencoba pergi kesana?
Kalau belum, lantas, tidak ada hakmu
untuk mengatakan gunung itu jauh bukan?
Kalau jauh, ia tidak akan terlihat dari sini, sayangku.
Maka cobalah, mungkin jika berlari akan lebih cepat,
Karena hanya di kampungku
dan hanya pohon itu yang bisa menyeduh
Cinta, tawa, dan bahagia.
Kalau sudah mendapatkannya, seduhlah,
lalu bawalah kembali ke kampung ini.
Bagilah dengan semua orang, semua harus dapat!
Tidak mungkin katamu? Sudahkah kau mencoba? Belum, kan?
Tidak ada yang tahu apa hasil dari perjuanganmu, kecuali Tuhan
Dan kau maupun orang lain tidak akan pernah tahu hasilnya
tanpa pernah mencoba.
Jadi, cobalah!
Kapan lagi kau bisa menyeduh cinta, tawa, dan bahagia?
Semuanya hanya karena
tiga daun di pucuk tertinggi pohon itu!
Semoga, kau tidak menyerah ditengah jalan
atau kembali tanpa tiga daun di pucuk tertinggi pohon itu.
Tuhan bersamamu selalu, sayangku!
Subscribe to:
Posts (Atom)