Nanti hujan akan deras lagi
Disuatu hari di bulan Januari
Begitu megah, riuh, gaduh
Langit tak pernah segelap itu
Awan tak pernah sepekat itu
Dan hujan--
Hujan belum pernah seribut itu
Maka manusia mulai mencari kehangatan
Mereka menyalakan api
Namun api habis disiram hujan
Hanya menyisakan sepi
Lalu manusia pun membangun tempat berteduh
Untuk melindungi api dari ributnya hujan
Tapi, apapun yang digunakan nantinya akan habis oleh air
Pasir, kayu, batu
Manusia pun menemukan listrik
Tapi, suatu hari kabel pun korslet oleh air hujan
Kuasa alam yang begitu kuat dan ngotot
Lantas, manusia tak akan pernah bisa melawan
Jadi, manusia memutuskan untuk tidak melawan
Mereka pun memperkuat diri
Batu jadi beton
Aliran listrik dilapisi beribu-ribu silikon
Namun, manusia tetap kalah
Karena hujan begitu deras
Begitu gaduh
Begitu riuh
Akhirnya manusia pun memutuskan
Jika suatu hari mereka kalah
Maka mulailah dari awal
Bangun lagi
Lagi dan lagi
Tanpa ingat suatu hari manusia akan mati
Seakan mengatakan semua usaha adalah sia-sia
Begitulah cerita, tentang bagaimana selama ini manusia tetap hidup
Sambil anak cucu mendengarkan cerita dari eyangnya
Tentang suatu hari dimana langit berubah warna
Dan sinar mengintip malu-malu di sela-sela pekatnya awan
Lalu muncul ledakan warna-warna
Dimana-mana!
Sang anak cucu hanya mampu bertanya
Kapan, mereka akan pernah sempat melihat semua itu?
"Nanti ya nak, Bersabarlah. Suatu hari, hujan akan merintik. Saat itu, bersama kita akan melihat pelangi."
Blogroll
Blog List
About
Jika kau merasa pernah mendengar kata-kataku entah dimana. Mungkin karena kau temanku dan pernah kita berbagi kata-kata tersebut disela-sela tawa kita. Tak kusangkal pula banyak sekali hal yang akan menginspirasi untaian kata yang terdengar rumit ini. Silahkan menikmati, bukan makanan memang, dan tidak membuat kenyang sama sekali. Tapi, kuharap cukup penuh cinta.
Wednesday, October 8, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment